Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Bonan Dolok: Daerah Transmigrasi Lokal Marga Siboro

Gambar
(Tulisan ini dikutip dari buku " Pusuk Buhit Sianjur Mula Mula, Datu Parulas Parultop dan Keturunannya Marga Siboro " tulisan Drs. Djabintang Hasiholan Siboro) Foto Bonan Dolok oleh Guntur Siboro (Lihat lokasi di Google Maps ) Lihat juga  Bonan Dolok dari udara . Bonandolok adalah subuah kawasan daerah pantai, berada dibalik bukit disebalah barat daya negeri Sagala atau sebelah barat pantai Tulas.  Batas pemisah antara negeri Sagala dengan Bonandolok ialah bukit (Dolok) Siboulangit.  Dahulu, waktu Op.DPP melintasi daerah ini  masih berupa rawa-rawa dan semak-belukar sebelum sampai di pantai Tulas  dalam perjalanannya ke negeri Sagala, waktu itu belum ada penghuni di Bonandolok.         Posisi kampung Bonandolok berada di sebuah teluk.   Kalau berkunjung ke daerah ini dengan menumpang kapal, harus melewati tanjung “Simardaligan,” Dari tanjung ini tampaklah betapa indahnya panorama alam Bonandolok. Ada kira-kira 1.1/2 Km dari tanjung Simardaligan untuk sampai di pantai Bonandol

Huta Haranggaol: Tempat asal marga Siboro

(Tulisan ini dikutip dari tulisan Drs. Djabintang Hasiholan Siboro ) Seusai berkunjung ke Kuba Perdagangan, perjalanan dilanjutkan ke kampung (huta) dari Op.DPP yang dahulu bermukim di kampung (huta) Siboro Gaung-Gaung.  Penulis malah sudah 2 kali berkunjung ke huta Siboro Gaung-Gaung yang berada di sebuah puncak bukit. Letak Bukit Siboro Gaung-Gaung persis dibelakang  pekan/tiga/onan Haranggaol dengan jarak kurang lebih 1 km.  Di kaki bukit terdapat 3 kampung marga Purba Siboro, salah satunya dinamai “Huta Siboro”, kampung orang tua dan leluhur almarhum Ir. Rusman Purba Siboro.  Bukit Siboro Gaung-Gaung dari semua sisi sangatlah terjal. Kalau mau mendaki ke bukit itu tidaklah mudah, harus memegang batang daun-daunan atau rumput ilalang.   Jadi harus berhati-hati, karena kalau tidak bisa terjatuh. Mendaki bukit ini rasanya seperti merayap dan menggantung (gaung-gaung), mungkin karena itu bukit ini disebut “Siboro Gaung-Gaung”. Menjelang puncak bukit, kita harus memegang sebuah “akar p