Postingan

Mengenai situs "Marga Siboro"

Gambar
Situs "Marga Siboro" ini membahas seputar asal-usul marga Siboro. Siboro (Surat Batak: ᯘᯪᯅᯬᯒᯬ) adalah salah satu marga Batak, Sumatera Utara. Marga ini terdapat dalam masyarakat Toba dengan marga "Siboro", masyarakat Pakpak dengan marga "Cibro", masyarakat Karo dengan marga "Tarigan Sibero", masyarakat Simalungun dengan marga "Purba Siboro" dan masyarakat Gayo dengan marga "Cibro". Dari silsilah (tarombo) marga Siboro yang ada saat ini, diperkirakan marga Siboro dimulai pada paling tidak abad ke-16 dari keturunan Datu Parulas Parultop marga Purba Sigulangbatu , yang adalah generasi ke 12 terhitung dari Si Raja Batak: 1) Si Raja Batak, 2) Raja Isumbaon, 3) Sorimangaraja, 4) Tuan Sorba Dibanua, 5) Toga Sumba (Sumba II), 6) Toga Simamora, 7) Toga Purba, 8) Purba Sigulang Batu, 9) Partali Ganjang (Parlangka Jolo), 10) Guru Sotongguon, 11) Somalate (Tuan Raja Doli), 12) Datu Parulas Parultop (mempunyai abang kembar yakni Datu/

Pulau milik marga Siboro di danau Toba

Gambar
Salah satu pulau yang sering disebut sebagai salah satu daya tarik pariwisata di daerah danau Toba adalah Pulau Tulas . Pulau ini disebut juga Pulau Siboro, karena pulau ini adalah milik marga Siboro. Pulau Tulas itu masuk dalam wilayah Desa Siboro, Sianjurmula-mula, Samosir. Desa Siboro merupakan tempat yang membuat pengunjung terkesima melihat keindahan Pulau Tulas. Berikut kutipan dari tulisan di media online Tribun: Dari desa tersebut, setiap pengunjung dapat melihat betapa hijaunya Pulau Tulas. Dari Kota Pangururan, pengunjung dapat mencapai Desa Siboro tidak sampai hitungan jam dengan menaiki kendaraan; sepeda motor dan mobil. Jalan menuju desa tersebut sudah tergolong baik dan lancar. Dengan demikian, para pengunjung tidak akan kesulitan sampat ke desa tersebut. Dari penuturan seorang pengunjung Sahat Sihombing yang sehari-harinya senang bertulang dan mengabadikan momen seputar Danau Toba menuturkan bahwa ada kepuasan tersendiri saat berada di Desa Siboro sembari memandang Pula

Tempat bernama Siboro di Mentawai menurut tulisan tahun 1880

Gambar
Pada tulisan berjudul "On the Relations of the Indo-Chinese and Inter-Oceanic Races and Languages" di The Journal of the Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, Vol. 9 (1880) , pp. 254-289 terbitan 1880, yang ditulis oleh A. H. Keane, ada disebut "Siboro": This remark has just been most unexpectedly confirmed by the account of the Mentawey people given us in his new work on "The Malay Archipelago" by C. B. H. von Rosenberg. These islanders, occupying the Siboro , Péra and Pageh groups about 70 miles off the West Coast of Sumatra between 1°-3°50' S. latitude, he describes as not only almost totally distinct from the surrounding Malay peoples, but in physique, language, habits and customs strikingly like the Eastern Polynesia. Nama "Siboro" ini sepertinya adalah nama tempat atau pulau di kepulauan Mentawai, sebab ditulis bahwa ditempati oleh penduduk pulau (islanders). Lagipula Pageh sepertinya adalah pulau Pagai Utara dan Paga

Para tokoh yang bernama mirip dengan Datu Parulas Parultop

Gambar
Siboro adalah salah satu marga yang mengaku sebagai keturunan dari Datu Parulas Parultop . Selain leluhur yang diklaim oleh banyak marga ini, ada juga para tokoh lain yang bernama mirip dengan Datu Parulas Parultop . Apakah mereka orang yang sama? •⁠  ⁠⁠ Tuan Horsik : menurut buku " Kerajaan Dolog Silou: Silsilah, Perkembangan dan Kesudahannya ”, Tuan Horsik adalah raja Nagur Dolog Silou, yang adalah kerajaan penerus kerajaan Nagur yang dikalahkan oleh Aceh (lihat kerajaan-kerajaan di Simalungun di   bagan ini ). Raja Horsik adalah menantu dari raja Nagur sebelumnya, dan diberi gelar Jigou saat menjadi raja. Tuan Horsik dikenal dengan nama Pangultopultop. Masa hidup mencakup masa Sultan Aceh ke-3 Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar (1537-1571). •⁠  ⁠⁠ Sindarlela , dikenal dengan nama Pangultobultob. Sindarlela adalah anak dari Tuan Horsik, yang diangkat menjadi raja Silou oleh Aceh pada tahun 1567. •⁠  ⁠⁠⁠ Tuan Pangultopultop , raja di kerajaan Pematang Purba, yang memerintah pada

Kisah Datu Parulas Parultop menyumpit dan mengikuti seekor burung

Gambar
Kisah Datu Parulas Parultop menyumpit seekor burung namun meleset, dan beliau terus mengikutinya sampai ke suatu tempat di mana dia kemudian tinggal, dikisahkan oleh keturunannya marga Siboro, seperti tertulis di  Kisah Datu Parulas Parultop menurut Punguan Siboro Se-Jabodetabek  di bawah ini. Kisah yang mirip ada juga di pihak lain yang kemungkinan adalah juga keturunan dari Datu Parulas Parultop: -  Kisah Raja Parultep menurut Silahi Sabungan - Kisah Tuan Horsik ( Pangultop-ultop) menurut sejarah  kerajaan Dolog Silou Kisah Datu Parulas Parultop menurut keturunannya marga Siboro BAB VI PERJALANAN OP. DPP KE NEGERI SAGALA A. OP. DPP PERGI DARI HUTA SIBORO GAUNG-GAUNG Sesampainya di daerah Tongging, Op. DPP melihat seekor burung yang sangat bagus bulunya. Dia ingin menangkap burung itu hidup- hidup tetapi tidak tertangkap, lalu di ultopnya. Namun begitu anak panah ultopnya baru melesat, burung itu sudah terbang lagi. Op. DPP mengikuti burung itu terus-menerus kemana arah terbangnya. Ta

Buku-buku jaman Belanda yang menulis terkait marga/kampung Siboro

Gambar
Berikut buku-buku jaman Belanda dimana disitunggung tentang marga/kampung "BIJDRAGE tot de kennis van de stamverwantschap, de inheemsche rechtsgemeenschappen en het grondenrecht der Toba- en Dairibataks" (KONTRIBUSI terhadap pengetahuan kekerabatan suku, masyarakat hukum adat dan hukum pertanahan masyarakat Toba dan Dairi Batak), terbitan 1932, tulisan W. K. H. Ypes (PDF) "Steenplastiek in Simaloengoen" (Patung batu di Simalungun), terbitan tahun 1938, tulisan G. L. Tichelman dan P. Voorhoev (PDF) " SIMELOENGOEN: HET LAND DER TIMOER-BATAKS IN ZIJN VROEGERE ISOLATIE EN ZIJN ONTWIKKELING TOT EEN DEEL VAN HET CULTUURGEBIED VAN DE OOSTKUST VAN SUMATRA " (TANAH TIMUR-BATAK SAAT MASIH TERISOLASI DAN PERKEMBANGANNYA MENJADI BAGIAN WILAYAH KEBUDAYAAN PANTAI TIMUR SUMATERA), terbitan 1922, tulisan J. Tideman (PDF). Pada "Bab II Sejarah", bagian "§3. Legenda dan cerita mengenai asal usul dan asal muasal suku dan keluarga kerajaan", halaman

Siboro versus Lumban Raja (4)

Gambar
  Oleh  Drs. Djabintang Hasiholan Siboro  (17 Mei 2024) Editor tata bahasa: Arnold Siboro (Lihat  bagian 1 , 2 dan 3 sebelum membaca bagian 4 ini)  C. Lumbanraja membuat aturan aturan yg dipaksakan. Untuk meyakinkan orang lain bahwa Lumbanraja  benar, mereka buatlah aturan aturan (patik), tapi aturan ini dibuat secara sepihak tanpa sepengetahuan dan persetujuan pihak terkait, yaitu kita Siboro. Sangat jelas aturan yg dibuat oleh pihak Lumbabraja adalah kesewenang wenangan, hanya menguntungkan mereka tapi merugikan kita Siboro. Tidak berlebihan kalau mereka kita sebut mau enak dan asik sendiri. Aturan apa yg dipaksakan secara sepihak? Berikut ini akan dikutip aturan aturan (patik) yg dibuat secara sepihak dan disalah - gunakan seoerti tertulis dalam sejarah dan tarombo Lumbanraja. Pada bab atau bindu V buku mereka tertulis: 1.Alai songon sada singot singot tu sude pomparan ni  Siboro dipatikna: " Molo tarsuruk bulusan sahalak marga Nainggolan Lumbanraja di huta ni Siboro, hodong

Siboro versus Lumban Raja (3)

Gambar
Oleh  Drs. Djabintang Hasiholan Siboro  (15 Mei 2024) Editor tata bahasa: Arnold Siboro (Lihat  bagian 1 dan 2 sebelum membaca bagian 3 ini)  Tanpa merasa risih dan sungkan-sungkan mereka menjelaskan, DPP marga Nainggolan versi Lumbanraja sebelelum melakukan hubungan terlarang dengan boru Sagala di Sagala,  sdh terlebih dahulu  melakukan hubungan terlarang dengan boru Simbolon yg sudah bertunangan dengan marga lain. Dari boru Simbolon ini lahirlah seorang anak Hajut yg disebut Tuan Rangga. Dengan kedua kasus tersebut berakibat sama, yaitu DPP marga Nainggolan Lumbaraja lari menyelamatkan dari amukan penduduk kampung taungan boru Simbolon dan amukan penduduk Sagala dimana boru Sagala tinggal. Membaca tulisan Tarombo & Sejarah mereka, sangat jelas tergambar citra atau jatidiri yg sangat berbeda (kontras) antara DPP marga Nainggolan versi Lumbanraja dengan Op.DPP Purba Sigulangbatu, leluhur marga Siboro. Memang sama-sama sakti, tapi dalam hal etika dan moralitas, DPP marga Nainggola