Mengenai Marga Siboro

Siboro (Surat Batak: ᯘᯪᯅᯬᯒᯬ) adalah salah satu marga Batak, Sumatera Utara. Marga ini terdapat dalam masyarakat Toba dengan marga "Siboro", masyarakat Pakpak dengan marga "Cibro", masyarakat Karo dengan marga "Tarigan Sibero", masyarakat Simalungun dengan marga "Purba Siboro" dan masyarakat Gayo dengan marga "Cibro".

Marga Siboro dimulai pada abad ke-16 dari keturunan Datu Parulas Parultop, yang adalah generasi ke 12 terhitung dari Si Raja Batak: 1) Si Raja Batak, 2) Raja Isumbaon, 3) Sorimangaraja, 4) Tuan Sorba Dibanua, 5) Toga Sumba (Sumba II), 6) Toga Simamora, 7) Toga Purba, 8) Purba Sigulang Batu, 9) Partali Ganjang (Parlangka Jolo), 10) Guru Sotongguon, 11) Somalate (Tuan Raja Doli), 12) Datu Parulas Parultop (mempunyai abang kembar yakni Datu/Juaro Parultop, raja pertama di Kerajaan Purba di Simalungun yang berkuasa pada tahun 1515 hingga 1560).

Datu Parulas Parultop Purba Sigulang Batu awalnya bernama "Si Parulas", yang mempunyai abang kembar bernama "Si Parultop" karena lebih duluan lahir. Dalam versi tulisan Simalungun, Si Parultop dikenal juga dengan nama "Raendan." Keduanya sama-sama sakti dan sama-sama ahli juga mangultop. Kesaktian dan keahlian mangultop ini mereka warisi dari orang tuanya, yakni Somalate (Tuan Raja Doli), abang dari Datu Rajin di Tipang Bangkara. Di kemudian hari, Si Parulas digelari orang "Datu Parulas Parultop", karena disamping sakti (datu nahasaktian), ahli juga mangultop. Sedangkan Si Parultop dikenal dengan sebutan Datu/Juaro Parultop.

Datu Parulas Parultop selalu berpindah-pindah dari luat ke luat atau dari satu kampung ke kampung yang lain. Inilah yang menjadi salah satu faktor yang membuat kita tidak dapat merunut dan mencatat seluruh titik-titik atau jejak perjalanannya, karena data dan informasi yang lengkap tidak kita miliki. Ini menjadi bagian misteri yang menyelimuti sosok pribadi Datu Parulas Parultop Purba Sigulang Batu. Namun pada suatu saat di satu titik dalam perjalanannya yang panjang, Op. DPP diketahui sudah bermukim di bukit "Siboro Gaung-Gaung", Haranggaol, Simalungun. Di puncak bukit Siboro Gaung Gaung dulu Datu Parulas Parultop tinggal, yaitu sekitar 1 km di belakang pasar Haranggaol saat ini. Kampung di kaki bukit itu sekarang dinamai kampung Siboro ("Huta Siboro").

Kalau Op. DPP dari Siboro Gaung-Gaung, apakah beliau sudah menyandang marga Siboro atau tetap menyandang marga Purba Sigulang Batu? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diketahui; memang banyak nama suatu tempat atau daerah sering dipakai menjadi nama marga. Artinya sebuah nama, awalnya adalah nama sebuah kampung atau daerah tertentu, di kemudian hari menjadi nama marga. Contoh: Huta Gaol, Hutajulu, Lumban Toruan, Lumban Tobing, Banjar Nahor, dsb. Demikian juga nama Siboro Gaung-Gaung, itu adalah nama sebuah bukit di punggung atau dibelakang Haranggaol (langgiung) sekarang. Di kemudian hari menjadi nama marga keturunan Datu Parulas Parultop di Sagala atas pesannya sendiri, yakni "marga Siboro" dengan maksud agar keturunannya tahu, bahwa Datu Parulas Parultop datang dari Huta (kampung) Siboro Gaung-Gaung. Dengan penjelasan ini dapat dipahami, ketika masih di Siboro Gaung-Gaung, Datu Parulas Parultop masih tetap menyandang marga Purba Sigulang Batu. Tentu saja dalam sehari-hari tidak selalu disebut Sigulang Batunya. Jadi yang menyandang marga Siboro dikemudian hari adalah keturunannya di Sagala. 

Daftar isi situs "Marga Siboro"

Leluhur dan silsilah

Lokasi asal

Serba-serbi "Siboro"


(Situs "Marga Siboro" ini dikelola oleh Arnold Siboro)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Datu Parultop dan Datu Parulas (1)

Huta Haranggaol: Tempat asal marga Siboro