Siboro versus Lumban Raja (2)
Oleh Drs. Djabintang Hasiholan Siboro (11 Mei 2024)
Editor tata bahasa: Arnold Siboro
Penegasan dan pernyataan sikap kita mengenai kebenaran sejarah marga Siboro sebagai keturunan DPP Purba Sigulang Batu, bukan DPP yang lain dan bukan pula DPP versi Nainggolan Lumbanraja adalah sebagai berikut:
A. IDENTITAS ATAU JATI DIRI MARGA SIBORO.
1. Marga Siboro dimanapun berada di 8 penjuru angin yang berasal usul dari Sagala, Kecamatan Siajur Mula Mula, Kabupaten Samosir, adalah keturunan dan darah daging dari Op. Datu Parulas Parultop (DPP) marga Purba Sigulang Batu, bukan DPP marga lain. Di Sagala Op. DPP menikah dengan putri dari Raja Jolo bergelar Tuan Mula Ni Huta II marga Sagala Hutabagas. Beliau adalah sebagai pewaris hak kesulungan dan pewaris harajaon diantara marga Sagala namahaha maranggi, yaitu Sagala Hutaruar, Sagala Hutabagas dan Sagala Hutaruar. Ompung boru kita yang sdh menjadi istri Op. DPP bernama Asang Pagar, boru Sagala Hutabagas
2. Yang menyandang nama marga Siboro pertama kali di Sagala adalah anak anak kandung Op. DPP Purba Sigulang Batu yang dilahirkan istrinya Asang Pagar, yaitu: 1. Bangundongoron (Op. Bangundongoron), 2. Saharga (Op. Niarga)), 3. Pangaribuan (Op. Pangaribuan) dan 4. Suha (Op. Raja Suha). Diluar keturunan dari 4 bersaudara, anak Op. DPP tersebut diatas, tidak ada Siboro atau marga Siboro yang ditemukan di Sagala seperti yang dikarang karang pihak lain (dalam hal ini pihak Lumbanraja) yang dapat dibaca dalam buku dan tulisannya. Mungkin Siboro yang mereka maksud itu ada di alam antah berantah atau hanya ada dalam hayal mereka, tapi ditulis seakan akan ada (istilah anak muda disebut HALU...). Kita berbicara fakta, bukan hayalan atau karangan karangan.
3. Penyebutan Siboro sebagai marga di Sagala bukan asal mencomot seperti yang dilakukan pihak Lumbanraja, lalu membuat cerita yang dipaksakan dan dicocok-cocokkan agar sejarah yang mereka tulis dianggap benar, entah apa tujuannya. Ternyata sesungguhnya mereka betul betul tidak tahu mengenai hal ini selain hanya asal main comot saja. Agar lebih jelas, penyebutan Siboro sebagai marga keturunan Op. DPP tidak bisa lain pastilah atas pesan beliau, agar keturunan tidak lupa mengingat, bahwa Op. DPP sebelum datang ke negeri Sagala sempat bermukin di kampung (bukit) SIBORO Gaung Gaung, Haranggaol, sekarang Kecamatan Haranggaol Horison. Untuk memperjelas, kata SIBORO ditulis huruf besar semua. Inilah latar belakang dan penjelasannya, tidak asal main comot seperti yang dilakukan oleh pihak Lumbanraja. Jika direnungkan baik baik, mereka inilah yang sangat mungkin bermasalah dengan sejarahnya, bukan kita.
B. SIAPAKAH DATU PARULAS PARULTOP SESUNGGUHNYA?
1. Ada buku atau tulisan, sampulnya berjudul: "Tarombo & Sejarah Ni Ompunta Datu Parulas," disusun oleh Parsadaan Lumbanraja & Boruna di Jakarta, tertanggal bulan juli 1981, buku ini ditulis dalam bahasa batak. Dalam bab atau bindu V buku tersebut, terdapat keterangan atau informasi yang disangkut pautkan dengan Siboro di Sagala. Tutur kata tulisannya tampak bagus, kelihatan baik dan seperti memiliki etika tinggi, tetapi dilihat dari isi dan maknanya tidak. Dari makna tulisan tersebut tertangkap kehendak semau maunya. Dengan tulisannya kebenaran sejarah marga Siboro telah diputar-balikkan dan dimanipulasi sedemikian rupa.
Pemutarbalikan dan manipulasi fakta yang mereka lakukan tampak jelas pada cerita atau keterangan dalam bukunya yang menegaskan, bahwa betul DPP marga Nainggolan versi Lumbanraja telah melakukan hubungan terlarang dengan seorang ibu boru Sagala (mangalakkup) dan melahirkan seorang anak diluar nikah. Anak yang lahir itu disebut namanya Siboro.
(Bersambung ke bagian 3)
(Foto di atas sekedar sebagai ilustrasi adalah pemandangan dari Kampung Siboro Pagar Batu, di bawah bukit Siboro Gaung Gaung, tempat asal marga Siboro, oleh @andiksiboro)
Komentar
Posting Komentar