Pustaha warisan marga Siboro

Pustaha ini adalah pustaha pertama dari warisan Siboro yang kami sebut dengan “pustaha kecil” karena ukurannya yang lebih kecil. Pustaha ini berisi petuah kehidupan yang disebut “Poda Pormanuhon Aji Tilih”.

Pustaha ini berasal dari seorang Ibu boru Purba, yang tinggal di daerah Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Menurut penuturan beliau, ia dititipkan 2 (dua) buah pustaha beraksara Batah oleh seorang kakek tua yang tidak dikenal, dengan pesan: “Bahwa suatu saat nanti akan datang anak keturunanku yang akan menjemput barang-barang ini”. 

Menurut Rajiman Purba Siboro, pustaha ini sudah ada dikeluarganya selama 5 generasi, namun kemudian berpindah tangan tanpa diketahui keberadaannya. Lebih dari sepuluh tahun setelah kejadian di atas, yaitu sekitar tahun 2010an, sampailah kepada Rajiman Purba Siboro berita bahwa pustaha tersebut ada di Ibu boru Purba. Dia segera bergegas berangkat menuju ke Tebing Tinggi, meskipun tidak memiliki hubungan sama sekali dan bahkan tidak mengenal satu sama lain. Setelah sampai di kediaman ibu boru Purba, Rajiman Purba Siboro disambut bagaikan kedatangan saudara kandung, seraya berkata: “Nungnga ro be ompung anakhon mi mangalap pustaha mon (sudah datang anak keturunanmu menjemput pustaha ini). 

Dalam pertemuan itu, Ibu boru Purba itu menjelaskan bahwa pustaha dan barang-barang lainnya merupakan peninggalan dari leluhur marga Siboro yang dititipkan padanya, dengan rasa gembira ibu itu menyerahkan seluruh barang barang tersebut karena yang datang adalah benar Marga Siboro.

Beberapa tahun kemudian, pada awal bulan Juli 2024, sampailah berita itu kepada Kardi Siboro. Setelah Kardi Siboro berkoordinasi melalui telepon dengan Jenni Siboro dan Samuel Reynaldo Siboro yang berdomisili di Medan, pada tanggal 19 Juli 2024, mereka berdua mengunjungi kediaman Rajiman Purba Siboro di Medan untuk mendokumentasikan pustaha tersebut ke dalam bentuk digital, meskipun hanya dengan peralatan sederhana. Data digital pustaha tersebut kemudian ditransliterasikan ke alfabet oleh Kardi Siboro dan Arnold Siboro.

Pustaha yang berukuran lebih kecil, berisikan Petuah Kehidupan yang disebut dengan Poda Pormanuhon Aji Tilih masih dalam kondisi yang sangat bagus. Pustaha yang lebih besar sudah dalam kondisi rusak karena termakan usia, namun masih ada beberapa bagian yang masih terbaca dengan baik.

Atas usulan dari Rajiman Purba Siboro, supaya pustaha itu dibukukan, maka Tim Pustaha Siboro berinisiatif membacanya dan mengubahnya ke huruf alfabet (yaitu melakukan transliterasi), serta berusaha menerjemahkannya ke bahasa Indonesia. Tim Pustaha Siboro juga menambahkan cara baca dan tulis Aksara Batah dengan maksud agar seluruh keluarga Siboro memiliki kemampuan untuk baca-tulis aksara Batah, sehingga pustaha warisan tersebut menjadi bahan ajar untuk seluruh keturunan Siboro.

Buku ini kini telah terbit sebagai ebook dengan judul "Pustaha Pormanuhon Aji Tilih - Transliterasi dan Terjemahan Pustaha Warisan Siboro", dan bisa didapatkan dari Google Play dan dibaca di Android/iOS/Windows/Mac: 
https://play.google.com/store/books/details?id=cXdqEQAAQBAJ
Preview dari buku ini bisa dilihat di Google Books: http://books.google.com/books/about?id=cXdqEQAAQBAJ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenai situs "Marga Siboro"

Siboro versus Lumban Raja (2)

Marga Pinarik saudara dari marga Cibro