Postingan

Mengenai Marga Siboro

Gambar
Siboro (Surat Batak: ᯘᯪᯅᯬᯒᯬ) adalah salah satu marga Batak, Sumatera Utara. Marga ini terdapat dalam masyarakat Toba dengan marga "Siboro", masyarakat Pakpak dengan marga "Cibro", masyarakat Karo dengan marga "Tarigan Sibero", masyarakat Simalungun dengan marga "Purba Siboro" dan masyarakat Gayo dengan marga "Cibro". Marga Siboro dimulai pada abad ke-16 dari keturunan Datu Parulas Parultop , yang adalah generasi ke 12 terhitung dari Si Raja Batak: 1) Si Raja Batak, 2) Raja Isumbaon, 3) Sorimangaraja, 4) Tuan Sorba Dibanua, 5) Toga Sumba (Sumba II), 6) Toga Simamora, 7) Toga Purba, 8) Purba Sigulang Batu, 9) Partali Ganjang (Parlangka Jolo), 10) Guru Sotongguon, 11) Somalate (Tuan Raja Doli), 12) Datu Parulas Parultop (mempunyai abang kembar yakni Datu/Juaro Parultop, raja pertama di Kerajaan Purba di Simalungun yang berkuasa pada tahun 1515 hingga 1560). Datu Parulas Parultop Purba Sigulang Batu awalnya bernama "Si Parulas&qu

Siboro versus Lumban Raja (3)

Gambar
Oleh  Drs. Djabintang Hasiholan Siboro  (15 Mei 2024) Editor tata bahasa: Arnold Siboro (Lihat  bagian 1 dan 2 sebelum membaca bagian 3 ini)  Tanpa merasa risih dan sungkan-sungkan mereka menjelaskan, DPP marga Nainggolan versi Lumbanraja sebelelum melakukan hubungan terlarang dengan boru Sagala di Sagala,  sdh terlebih dahulu  melakukan hubungan terlarang dengan boru Simbolon yg sudah bertunangan dengan marga lain. Dari boru Simbolon ini lahirlah seorang anak Hajut yg disebut Tuan Rangga. Dengan kedua kasus tersebut berakibat sama, yaitu DPP marga Nainggolan Lumbaraja lari menyelamatkan dari amukan penduduk kampung taungan boru Simbolon dan amukan penduduk Sagala dimana boru Sagala tinggal. Membaca tulisan Tarombo & Sejarah mereka, sangat jelas tergambar citra atau jatidiri yg sangat berbeda (kontras) antara DPP marga Nainggolan versi Lumbanraja dengan Op.DPP Purba Sigulangbatu, leluhur marga Siboro. Memang sama-sama sakti, tapi dalam hal etika dan moralitas, DPP marga Nainggola

Siboro versus Lumban Raja (2)

Gambar
Oleh  Drs. Djabintang Hasiholan Siboro  (11 Mei 2024) Editor tata bahasa: Arnold Siboro Penegasan dan pernyataan sikap kita mengenai kebenaran sejarah marga Siboro sebagai keturunan DPP Purba Sigulang Batu, bukan DPP yang lain dan bukan pula DPP versi Nainggolan Lumbanraja adalah sebagai berikut: A. IDENTITAS ATAU JATI DIRI MARGA SIBORO. 1. Marga Siboro dimanapun berada di 8 penjuru angin yang berasal usul dari Sagala, Kecamatan Siajur Mula Mula, Kabupaten Samosir, adalah keturunan dan darah daging dari Op. Datu Parulas Parultop (DPP) marga Purba Sigulang Batu, bukan DPP marga lain. Di Sagala Op. DPP menikah dengan putri dari Raja Jolo bergelar Tuan Mula Ni Huta II marga Sagala Hutabagas. Beliau adalah sebagai pewaris hak kesulungan dan pewaris harajaon diantara marga Sagala namahaha maranggi, yaitu Sagala Hutaruar, Sagala Hutabagas dan Sagala Hutaruar. Ompung boru kita yang sdh menjadi istri Op. DPP bernama Asang Pagar, boru Sagala Hutabagas 2. Yang menyandang nama marga Siboro pertam

Siboro versus Lumban Raja (1)

Gambar
Oleh  Drs. Djabintang Hasiholan Siboro  (10 Mei 2024) Editor tata bahasa: Arnold Siboro Beberapa tahun belakangan ini terdapat buku dan tulisan-tulisan, yang entah disengaja atau tidak, isi tulisan-tulisan tersebut ternyata telah memutar balikkan dan membengkokkan kebenaran sejarah marga Siboro. Sekarang tulisan-tulisan tersebut dapat dibaca di media sosial. Seandainya tulisan tulisan tersebut tidak disangkut pautkan dengan marga Siboro, maka tidak ada hal yang perlu ditanggapi. Marga Siboro tidak punya kepentingan untuk mencampuri sejarah marga lain. Masalahnya tulisan tulisan tersebut ternyata sudah merugikan, merusak citra, memutar balikkan dan membengkokkan kebenaran sejarah marga Siboro. Perlu kita pahami bersama, bahwa marga Siboro memiliki kebenaran sejarahnya sendiri, bahkan sebagai marga sudah eksis sekurang-kurangnya 350 - 375 tahun jika dihitung dari jumlah generasi Siboro (14 - 16 generasi x 25 thn). Tapi oleh marga lain melalui tulisannya malah hendak merusak kebenaran sej

Buku sejarah marga Siboro

Gambar
Buku sejarah marga Siboro (dan Tarigan Sibero, Purba Siboro serta Cibro) berjudul "Pusuk Buhit Sianjur Mula Mula, Datu Parulas Parultop dan Keturunannya Marga Siboro”, ditulis oleh Drs. Djabintang Siboro, adalah salah satu buku sejarah Siboro yang menjadi acuan pada saat ini. Topik "Siboro" di Wikipedia misalnya menggunakan buku ini sebagai referensi. Buku ini dicetak pertama kali pada tahun 2015 oleh Punguan Siboro & Boruna Se-Jabodetabek, dan dikoleksi juga oleh  perpustakaan Universiteit Leiden  di Belanda. Kini buku ini telah bisa didapatkan kembali melalui penerbit Bukunesia dengan harga Rp150.000. Buku bisa dipesan melalui situs Bukunesia melalui nomor Whatsapp Bukunesia yaitu +628112868740 . Selain itu, bisa juga kamu pesan lewat Tokopedia dan Shopee . Informasi lengkap buku ini adalah sebagai berikut. ISBN : 978-623-8350-90-2 Ukuran : 14×20 cm Halaman : xxvi, 250 hlm Tahun Terbit : 2024 Daftar isi buku ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN    A. B

Adakah kampung Siboro di luar Indonesia?

Gambar
Marga "Siboro" berasal dari nama tempat yang pernah ditinggali Datu Parulas Parultop yaitu Siboro Gaunggaung di Haranggaol. Nama tempat itu sendiri berasal dari nama bukit Siboro Gaunggaung. Setelah keturunan Datu Parulas Parultop mulai menggunakan marga Siboro, maka kampung-kampung tempat mereka tinggal mulai dinamai dengan kampung Siboro, seperti Siboro yang ada di Sagala. Namun sekedar iseng-iseng, apakah ada nama "Siboro" sebagai nama tempat di luar Indonesia? Ternyata ada, yaitu di Perancis dan Mali. Kota Siboro di Perancis, Eropa Kota kecil Siboro di Perancis berada di Pyrénées-Atlantiques . Sekarang nama kota ini ditulis Ciboure dan dibaca "sibur", namun paling tidak hingga tahun 1692 ditulis Siboro ( "Siboro était l'ancien nom de la ville, tout du moins jusqu'en 1692" ). Karena Datu Parulas Parultop hidup sekitar tahun 1500-an, pada saat yang sama atau tidak lama berselang kota ini masih dipanggil Siboro

Silsilah Marga Cibro

Gambar
Oleh Dian Cibro, orang Gayo, tinggal di Takengon Kabupaten Aceh Tengah (dikutip dari Lintas Gayo ) Sebuah daerah yang disebut Bebesen yang saat ini menjadi sebuah kecamatan di Aceh Tengah yang memiliki beberapa marga yang dalam bahasa Gayo sendiri disebut “belah”.  Marga atau Belah di daerah ini adalah Cibro , Melala, Munte dan Tebe. Penyebaran suku Gayo ke Takengon sudah berlangsung sejak ribuan tahun silam, namun sedikit saya menulis dengan merangkum dari berbagai media dan berbagai sumber tentang asal muasal belah atau marga di Daerah Bebesen, Gayo, Kabupaten Aceh Tengah. Kisah yang terdapat dalam sya’ir Gayo menyebutkan bahwa, pada masa silam seorang Raja Samosir pernah bermimpi yang dalam mimpi tersebut sang raja melihat seorang wanita yang mengeluarkan sinar dari dahinya yang berada di arah sebelah barat Kerajaan. Merasa penting untuk dijelaskan, sang raja mengumpulkan para prajurit dan penasehat kerajaan. Tidak dijelaskan tahun berapa hal ini terjadi dan Agama apa yang sedang di

Tampak udara dari pekan Haranggaol ke Siboro Gaunggaung

Gambar
Akses ke Siboro Gaunggaung adalah melalui Haranggaol, tepatnya dari jalan utama Haranggaol masuk ke jalan di samping pekan Haranggaol lalu terus ke arah utara hingga melewati Pagar Batu di kaki bukit Siboro Gaunggaung   Berikut ini tampak udara perjalanan dari pekan Haranggaol ke kaki bukit Siboro Gaunggaung dan menunjukkan puncak bukitnya, dibuat dengan menggunakan Apple Maps .