Postingan

Mengenai Marga Siboro

Gambar
Siboro (Surat Batak: ᯘᯪᯅᯬᯒᯬ) adalah salah satu marga Batak, Sumatera Utara. Marga ini terdapat dalam masyarakat Toba dengan marga "Siboro", masyarakat Pakpak dengan marga "Cibro", masyarakat Karo dengan marga "Tarigan Sibero", masyarakat Simalungun dengan marga "Purba Siboro" dan masyarakat Gayo dengan marga "Cibro". Marga Siboro dimulai pada abad ke-16 dari keturunan Datu Parulas Parultop , yang adalah generasi ke 12 terhitung dari Si Raja Batak: 1) Si Raja Batak, 2) Raja Isumbaon, 3) Sorimangaraja, 4) Tuan Sorba Dibanua, 5) Toga Sumba (Sumba II), 6) Toga Simamora, 7) Toga Purba, 8) Purba Sigulang Batu, 9) Partali Ganjang (Parlangka Jolo), 10) Guru Sotongguon, 11) Somalate (Tuan Raja Doli), 12) Datu Parulas Parultop (mempunyai abang kembar yakni Datu/Juaro Parultop, raja pertama di Kerajaan Purba di Simalungun yang berkuasa pada tahun 1515 hingga 1560). Datu Parulas Parultop Purba Sigulang Batu awalnya bernama "Si Parulas&qu

Buku sejarah marga Siboro

Gambar
Buku sejarah marga Siboro (dan Tarigan Sibero, Purba Siboro serta Cibro) berjudul "Pusuk Buhit Sianjur Mula Mula, Datu Parulas Parultop dan Keturunannya Marga Siboro”, ditulis oleh Drs. Djabintang Siboro, adalah salah satu buku sejarah Siboro yang menjadi acuan pada saat ini. Topik "Siboro" di Wikipedia misalnya menggunakan buku ini sebagai referensi. Buku ini dicetak pertama kali pada tahun 2015 oleh Punguan Siboro & Boruna Se-Jabodetabek dan kini telah bisa didapatkan kembali melalui penerbit Bukunesia dengan harga Rp150.000. Buku bisa dipesan melalui situs Bukunesia melalui nomor Whatsapp Bukunesia yaitu +628112868740 . Selain itu, bisa juga kamu pesan lewat Tokopedia dan Shopee . Informasi lengkap buku ini adalah sebagai berikut. ISBN : 978-623-8350-90-2 Ukuran : 14×20 cm Halaman : xxvi, 250 hlm Tahun Terbit : 2024 Daftar isi buku ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN    A. BAHASA AKAL BUDI    B. BAHASA HATI BAB II GUNUNG PUSUK BUHIT SIANJUR MULA MULA

Adakah kampung Siboro di luar Indonesia?

Gambar
Marga "Siboro" berasal dari nama tempat yang pernah ditinggali Datu Parulas Parultop yaitu Siboro Gaunggaung di Haranggaol. Nama tempat itu sendiri berasal dari nama bukit Siboro Gaunggaung. Setelah keturunan Datu Parulas Parultop mulai menggunakan marga Siboro, maka kampung-kampung tempat mereka tinggal mulai dinamai dengan kampung Siboro, seperti Siboro yang ada di Sagala. Namun sekedar iseng-iseng, apakah ada nama "Siboro" sebagai nama tempat di luar Indonesia? Ternyata ada, yaitu di Perancis dan Mali. Kota Siboro di Perancis, Eropa Kota kecil Siboro di Perancis berada di Pyrénées-Atlantiques . Sekarang nama kota ini ditulis Ciboure dan dibaca "sibur", namun paling tidak hingga tahun 1692 ditulis Siboro ( "Siboro était l'ancien nom de la ville, tout du moins jusqu'en 1692" ). Karena Datu Parulas Parultop hidup sekitar tahun 1500-an, pada saat yang sama atau tidak lama berselang kota ini masih dipanggil Siboro

Silsilah Marga Cibro

Gambar
Oleh Dian Cibro, orang Gayo, tinggal di Takengon Kabupaten Aceh Tengah (dikutip dari Lintas Gayo ) Sebuah daerah yang disebut Bebesen yang saat ini menjadi sebuah kecamatan di Aceh Tengah yang memiliki beberapa marga yang dalam bahasa Gayo sendiri disebut “belah”.  Marga atau Belah di daerah ini adalah Cibro , Melala, Munte dan Tebe. Penyebaran suku Gayo ke Takengon sudah berlangsung sejak ribuan tahun silam, namun sedikit saya menulis dengan merangkum dari berbagai media dan berbagai sumber tentang asal muasal belah atau marga di Daerah Bebesen, Gayo, Kabupaten Aceh Tengah. Kisah yang terdapat dalam sya’ir Gayo menyebutkan bahwa, pada masa silam seorang Raja Samosir pernah bermimpi yang dalam mimpi tersebut sang raja melihat seorang wanita yang mengeluarkan sinar dari dahinya yang berada di arah sebelah barat Kerajaan. Merasa penting untuk dijelaskan, sang raja mengumpulkan para prajurit dan penasehat kerajaan. Tidak dijelaskan tahun berapa hal ini terjadi dan Agama apa yang sedang di

Tampak udara dari pekan Haranggaol ke Siboro Gaunggaung

Gambar
Akses ke Siboro Gaunggaung adalah melalui Haranggaol, tepatnya dari jalan utama Haranggaol masuk ke jalan di samping pekan Haranggaol lalu terus ke arah utara hingga melewati Pagar Batu di kaki bukit Siboro Gaunggaung   Berikut ini tampak udara perjalanan dari pekan Haranggaol ke kaki bukit Siboro Gaunggaung dan menunjukkan puncak bukitnya, dibuat dengan menggunakan Apple Maps .

Lokasi Siboro Gaunggaung di peta Google Maps

Gambar
Berikut tulisan pandangan mata tentang lokasi Siboro Gaunggaung, tempat asal marga Siboro:  Bukit Siboro Gaung-Gaung dari semua sisi sangatlah terjal.   Kalau mau mendaki ke bukit itu tidaklah mudah, harus memegang batang daun-daunan atau rumput ilalang...  Di puncak bukit terdapat dataran seluas kurang lebih 1 ½ - 2 Ha, ditumbuhi oleh ilalang yang tinggi-tinggi.   Tidak ada lagi penghuni yang mendiami tempat ini, sisa-sisa bangunan juga tidak ada, yang ada hanya beberapa batu berserakan...  Di salah satu sisi bukit terdapat sebuah lembah, di tengah-tengahnya terdapat sebuah sungai mengalir dan di kiri- kanan sungai ditumbuhi pohon-pohon besar. Waktu itu penulis melihat ada beberapa pohon yang sangat besar sudah tumbang dimakan usia tua.  Lebih menarik lagi, ternyata air sungai itu bersumber dari mata air yang memancar keluar dari dingding bukit (air terjun)... Dari peta dengan data kecuraman dan ketinggian lokasi di utara Haranggaol berikut ini, daerah yang dilingkari adalah dataran

Pusuk Buhit Sianjur Mula Mula, Datu Parulas Parultop dan Keturunannya Marga Siboro

Gambar
Judul tulisan ini adalah judul buku mengenai asal usul marga Siboro yang ditulis oleh Drs. Djabintang Hasiholan Siboro. Buku ini dikoleksi juga oleh perpustakaan Universiteit Leiden di Belanda. Tulisan di blog ini tidak sedikit yang mengutip buku ini maupun tulisan langsung dari penulis buku ini. Buku ini dikerjakan oleh tim beranggotakan 28 orang dari perkumpulan Siboro Jabodetabek (Punguan Siboro Dan Boruna Se-Jabodetabek) dengan Drs. Djabintang Hasiholan Siboro sebagai penulisnya, dan diluncurkan di acara Bona Taon Siboro & Boruna tahun 2016 di Gedung Graha Cibening. Buku ini mendapat kata sambutan dari Pdt. Anggiat B. Sagala (sesepuh marga Sagala Hutabagas), Drs. Irwan H Siboro (Dewan Penasehat Punguan Siboro Dan Boruna Se-Jabodetabek) dan Drs. Slamat Y. Siboro  (Ketua Umum Punguan Siboro & Boruna Se-Jabodetabek Periode Kepengurusan: 2012 2016). Penulis buku ini, Drs. Djabintang Hasiholan Siboro, adalah adalah anak ke 2 dari 7 bersaudara terdiri dari 3 laki-laki dan 4 pere